Kalau kita bahas tentang mumi, pasti tidak jauh-jauh membayangkan Mesir. Bahkan ada film yang menceritakan tentang mumi yang ada di Mesir. Tapi kenyataannya mumi tidak hanya ada di Mesir saja. Di Jepang pun ada mumi beserta teknik mumifikasinya. Namanya adalah Shhokuhinbutsu.
Kalau di Mesir orang yang ada di jadikan mumi pasti sudah mati terlebih dahulu. Beda dengan cara mumifikasi yang ada di Jepang. Mumi yang ada di Jepang hanya dilakukan oleh para biksu dan cara mumifikasinya dilakukan saat dia masih hidup. Cara mumifikasinya pun bisa dibilang sangat ekstrem dan menyiksa diri. Praktik ini pertama kali dilakukan oleh seorang kepala biksu bernama Kuukai dari kuil Gunung Koya di prefektur Wakayama.
Baca Juga: Amezaiku, Seni Membuat Permen Dari Jepang
Mengapa dikatakan sangat ekstrim dan menyiksa, berikut penjelasannya. Mumifikasi ini memiliki rentang waktu sampai 3 tahun sampai menjadi mumi yang sempurna, tetapi itu tergantung keadaan tubuh si biksu. Dalam 3 tahun tersebut sang biksu hanya diperbolehkan makan kacang-kacangan dan biji-bijian saja. Dia juga harus melakukan aktivitas fisik agar menghilangkan lemak di tubuh mereka. Setelah lemak di tubuh mereka dirasa sudah berkurang, kemudian mereka harus makan kulit kayu dan akar pohon tertentu, dan meminum teh beracun yang terbuat dari getah pohon Urushi. Umumnya getah pohon tersebut digunakan sebagai pernis meralatan rumah tangga.
Dampak getah pohon urushi ke tubuh manusia bisa menyebabkan muntah dan kehilangan cairan tubuh dengan cepat dan yang terpenting mencegah belatung agar tidak membusukkan tubuh manusia. Setelah fase sebelumnya, sang biksu akan mengunci dirinya dalam sebuah makam batu seukuran dirinya dan dia duduk dengan posisi lotus (duduk bersila dengan kedua tangan berada diatas lutut). Agar orang-orang yang di luar mengetahui apakah biksu tersebut masih hidup apa sudah menjadi mumi disediakan sebuah bel. Setiap harinya dia akan membunyikan bel tersebut untuk menandakan bahwa masih hidup, apabila tidak membunyikan bel maka dia sudah tiada. Setelah mengetahui kalau biksu tersebut sudah tiada, dia akan dipindahkan dan disegel dalam sebuah wadah.
Biksu yang berhasil mumifikasi dirinya sendiri dianggap sebagai Buddha dan dimasukan ke dalam kuil untuk dipertontonkan. Sebenarnya pemerintah Jepang sudah melarang praktik sokushinbutsu pada akhir abad ke-19. Tetapi masih ada beberapa biksu yang melakukan sokushinbutsu
(by: Dewa Arya - Tsubomi House TLC)
Comments