top of page

Kota Ribuan Keramik Dan Porselen Di China


Apakah salah satu bagian rumah anda menggunakan keramik ? Atau mungkin ada beberapa guci dan vas porselen di rumah anda ? Pernahkah anda terpikir tentang dimana tempat keramik atau porselen tersebut dibuat ? Faktanya, beberapa keramik dan porselen yang ada di rumah kita semua bisa jadi adalah barang yang diimpor dari China. China bisa mengekspor lebih dari ratusan keramik dan porselen ke berbagai negara. Uniknya, produksi keramik dan porelen ini dipegang oleh satu kota di China. Salah satu kota yang menjadi produsen terbesar keramik dan porselen adalah kota Jingdezhen, provinsi Jiangxi di selatan negara China.



Kota Jingdezhen setidaknya telah memproduksi keramik dan porselen lebih dari seribu lima ratus tahun hingga sekarang. Dulunya, kota ini disebut dengan ‘Changnan’ yang memiliki arti bagian selatan Chang. Chang sendiri merupakan salah satu nama sungai yang mengalir melewati pegunungan dan hutan di daerah tersebut dengan membawa tanah liat putih dalam alirannya. Tanah liat putih ini lah yang menjadi cikal bakal bahan pembuatan poselen di kota Jingdezhen. Pada tahun 1004 ketika China berada di bawah kekuasaan kaisar Zhenzong, keramik dan porselen dari kota Jingzhen sangat populer di dalam maupun di luar negeri. Hal ini diawali oleh kaisar yang terpesona oleh porselen putih, tipis, dan tembus cahaya buatan dari kota Jingdezhen. Karena kepopuleran yang sangat besar, pada abad ke-14 kota ini menjadi pusat produksi keramik dan porselen yang sangat besar.


Kepopuleran keramik dan porselen dari kota Jingdezhen mengalami kemunduran ketika kekaisaran China berganti ke dinasti Ming. Kaisar mengambil alih kendali produksi keramik dan porselen sehingga keramik dan porselen hanya dibuat untuk keluarga dan petinggi di kekaisaran. Setelahnya, banyak sekali keramik dan porselen indah mendominasi setiap sudut istana kekaisaran. Selain itu, produksi keramik dan porselen ini digunakan untuk menghiasi setiap kuil yang ada. Produksi keramik dan porselen ini mulai bangkit ketika ada perintah dari istana untuk membuat 443.500 keping porselen dengan motif naga dan phoenix. Motif ini memikat para pengembara dari Eropa. Karena kebangkitan ini, kota Jingdezhen menjadi satu-satunya kota produsen keramik dan porselen saat itu. Di abad ke-16 ketika kekaisaran turun ke Dinasti Ming, keramik dari kota Jingdezhen menjadi barang yang sangat dicari didaratan Eropa. Perbadaan kekaisaran ini menimbulkan perkembangan motif di keramik dan porselen yang dibuat. Di abad ini, gaya monokrom dengan warna hijau, biru, dan putih dan motif ikonik China menjadi sangat populer di Eropa. Selain warna dan corak yang semakin beragam, teknologi yang digunakan pun semakin berkembang. Dinasti Ming jatuh pada tahun 1644, diikuti dengan jatuhnya produksi keramik dan porselen di kota Jingdezhen. Di bawah penguasa China yang baru, yaitu Dinasti Qing motif keramik dan porselen mulai dirubah ke gaya yang baru yaitu –the vibrant famille rose- atau motif mawar yang penuh semarak. Popularitas keramik dan porselen kota Jingdezhen pun kembali dengan dibuatnya motif ini.

Karena kota Jingdezhen dikenal sebagai kota ribuan keramik dan porselen, akan ada banyak sekali toko keramik dan porselen yang dapat ditemui di jalanan kota Jingdezhen. Motif yang ditawarkan sekarang pun sangat beragam dengan perpaduan warna yang indah. Para pengunjung akan bisa menemukan keramik dan porselen dengan motif yang elegan di setiap sudut kota Jingdezhen. Dari kota ini juga, banyak sekali keramik dan porselen yang diekspor ke banyak negara di dunia. Oleh karena itu, ada baiknya kita yang ingin mengunjungi kota Jingdezhen untuk mempelajari bahasa Cina juga, supaya ketika kita berada disana dapat berkomunikasi dengan lancar dengan warga lokal.


Detailnya disini.

Penulis: Vidya Surya Indah

Editor: Daffa Ramadhan


Comentários


Check our Instagram

bottom of page