Kalian tau kan cara reparasi barang-barang pakai mi instan yang viral itu? Ada juga yang pakai kuaci juga kalau tidak salah. Semua barang yang berlubang bahkan sampai pecah bisa ditambal pakai mi instan sama kuaci itu. Pastinya tidak bisa bertahan lama kalau cara memperbaikinya pakai mi instan atau kuaci.
Bagaimana kalau menggunakan emas cair, perak cair, atau pernis yang diberi bubuk emas? Bukan cuma bisa bertahan lama saja, tapi menambah nilai serta kecantikan barang itu kan. Di Jepang, mereka menggunakan bahan-bahan tersebut untuk memperbaiki barang yang pecah belah. Seni atau teknik reparasi ini dinamakan kintsugi.
Baca Juga: Irezumi, Seni Tato Dari Jepang
Kintsugi berasal dari 2 kata yaitu “Kin” yang berarti emas dan “tsugi” yang berarti menggabungkan. Kintsugi berarti seni yang menggabungkan barang yang pecah menggunakan emas. Sebenarnya tidak hanya emas saja yang digunakan seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa menggunakan perak cair maupun pernis yang diberi bubuk berwarna emas.
Seorang penulis buku Kintsugi Wellness: The Japanese Art Of Nourishing Mind, Body, and Spirit bernama Candice Kumai mengatakan bahwa, “Anda tidak akan menyadari potensi maksimal Anda, sampai Anda melewati masa-masa sulit”. Jadi, barang yang pecah adalah ibarat masa-masa sulit kita sendiri. Kemudian penambalan menggunakan emas itu sehingga menjadi barang yang lebih cantik adalah ibarat potensi maksimal kita.
Seni kintsugi ini konon menurut cerita dimulai pada zaman Muromachi ketika seorang Shogun (petinggi militer Jepang) yang bernama Ashikaga Yoshimitsu ingin memperbaiki cangkirnya yang pecah ke China. Tetapi bukannya kembali seperti semula malah tidak cantik lagi karena mereka menggunakan staples logam untuk mereparasinya. Setelah itu sang Shogun mengumpulkan para senimannya untuk memperbaiki cangkir tersebut. Dari situlah para seniman menciptakan sebuah seni yang tidak menyembunyikan hasil pecahan cangkir tersebut dan mempercantiknya. Itulah kintsugi.
(by: Dewa Arya - Tsubomi House TLC)
Comments